Kamis, 02 Mei 2013

CONTOH LAPORAN KULIAH KERJA PAMONG (KKP)


KULIAH KERJA PAMONG

Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat
Oleh :
IMAM SUNARTO
4200813038

LOGO-POLNEP-BARU







PROGRAM D-IV ADMINISTRASI NEGARA
JURUSAN ADMNISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2011

HALAMAN PERSETUJUAN


LAPORAN KULIAH KERJA PAMONG
PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT



Oleh :
IMAM SUNARTO
4200813038



Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing KKP                                       Pembimbing Instansi KKP









HALAMAN PENGESAHAN


KULIAH KERJA PAMONG
Pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat


Telah Diseminarkan Pada:
19 April 2012


No
Nama
Kedudukan
Tanda Tangan
1.

Penguji 1

2.
Penguji 2



Mengetahui,
Ketua Jurusan Adm. Bisnis




Nip. 




DAFTAR ISI
Daftar isi.......................................................................................................          i
A.     Latar Belakang Kegiatan ......................................................................          1
B.     Fokus KKP ...........................................................................................          4
-       Tujuan dan Manfaat KKP ..............................................................          4
C.     Waktu dan Tempat Pelaksanaan KKP ................................................          6
D.     Metode KKP .........................................................................................          6
E.     Tinjauan Pustaka .................................................................................          11
F.     Simpulan ..............................................................................................          16
G.    Saran ....................................................................................................          17
H.     Daftar Pustaka .....................................................................................          18

 A.     LATAR BELAKANG
Kegiatan Kuliah Kerja Pamong (KKP) merupakan kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi  yang di pelajari selama perkuliahan di Politeknik Negeri Pontianak  khususnya Jurusan Administrasi Bisnis pada Program studi Administrasi Negara Diploma IV. Kegiatan Kuliah Kerja Pamong dilaksanakan di dinas/badan/kantor pemerintah daerah yang dilaksanakan di semester akhir sebagai bagian dari kegiatan perkuliahan dapat segera  di terapkan dan di kembangkan dalam kegiatan Kuliah Kerja Pamong.
Di era Globalisasi seperti saat ini, dunia pendidikan dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan, baik itu mutu dari sumber daya manusia (SDM), dan kualitas dari sekolah itu sendiri seperti sarana dan prasarana di dalam sekolah tersebut untuk menunjang siswa/siswi, Mahasiswa/mahasiswi untuk meningkatkan kemampuannya.
Namun pada kenyataannya dunia pendidikan di indonesia masih amat memprihatinkan dan guna untuk meningkatkan mutu pendidikan, maka pemerintah menggalakkan program-program dengan melalui kebijakan, antara lain adalah kebijakan mengenai sertifikasi guru dan dosen, Pemerintahan yang baik (Good governance) yang di maksudkan agar guru dan dosen dapat melakukan tugasnya sebagai Tenaga pendidik dengan baik dan benar, dan pemerintah juga telah megalokasikan dana Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008, pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. agar mutu pendidikan dan kualitas pendidikan semakin meningkat, Pemerintah yang baik berarti, pemerintah berupaya melakukan pelayanan yang baik terhadap masyarakat, sesuai dengan standar yang telah ditentukan, baik itu dari Kebijakan, Undang-Undang, dan Tugas Pokok dan Fungsi, guna memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terbaik dalam menjalankan Tugas yang telah ditentukan.
Dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat, Khususnya Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK), Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK) dan Pendidikan Tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnnya para guru, salah satunya adalah dalam proses sertifikasi, dan untuk melaksanakannya maka Kepala Bidang, Kepala Seksi, Beserta Staf Memerlukan Kerja sama yang baik, agar Sertifikasi dapat mencapai sasaran yang telah di tentukan, oleh karena itu, di perlukan seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, untuk mengatur, merencanakan, mengorganisasikan, dan mengontrol jalannya Sertifikasi tersebut, karena apabila pemimpin dapat mengatur bawahannya dengan baik maka tujuan bersama akan tercapai.
Untuk menjalankan Program-program Pemerintah, baik yang telah di rencanakan oleh Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah maka di perlukan koordinasi yang baik antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) agar dalam pelaksanaannya maka di perlukan seorang pemimpin yang baik untuk memimpin setiap Staf atau pun bawahan, agar dapat mengatur setiap Program-program yang akan di laksanakan pada tahun berjalan.
Menurut George R. Terry dalam Sedarmayanti (2009:249) (Leadership is activity of influencing people to strive willingly for mutual objectives) kepemimpinan adalah keseluruhan kegiatan/aktivitas untuk mempengaruhi kemauan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
Pada bidang pmk, ptk dan dikti peran seorang pemimpin amatlah vital, dikarenakan pada bidang ini seorang pemimpin dituntut untuk mengawasi secara penuh segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap masyarakat, selain itu karena bidang ini merupakan perpanjang tanganan dari pemerintah pusat, maka peran pemimpin dalam menyampaikan segala data dan informasi kepada staf, maupun kepala dinas didaerah dan masyarakat harus sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh pusat, sehingga dalam pelaksanaannya maka seorang pemimpin membutuhkan sebuah konsep manajemen, agar dapat mengatur segala jenis kegiatan dan hambatan yangg terjadi pada bidang pmk, ptk dan dikti. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang di inginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang di peroleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Berdasarkan pemaparan diatas maka judul yang penulis ambil adalah mengenai “Implementasi Kepemimpinan di Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK), Pendidik Tenaga Kependidikan (PTK), dan Pendidikan Tinggi pada Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat”.



B.   Fokus KKP
Fokus Kerja Pamong yang akan penulis bahas adalah “ Implementasi Kepemimpinan di Bidang PMK, PTK, dan Pendidikan Tinggi “ karena penulis ingin memberikan manfaat melalui tulisan ini kepada masyarakat agar seorang pemimpin memiliki andil yang cukup besar dalam menjalankan mengontrol, dan memberi kebijakan kepada staf ataupun bawahan dalam melaksanakan tujuan dari organisasi tersebut, dan sebagai contoh tersebut adalah penulis akan mengambil data, dan sampel di Bidang PMK, PTK, dan Pendidikan Tinggi, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat.
Tujuan dan Manfaat KKP
1.    Tujuan KKP
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang dan fokus kkp maka tujuan dari KKP adalah :
A.  Mahasiswa/i mempunyai pengalaman bekerja yang berharga melalui keterlibatan dan pelaksanaan pekerjaan dalam Kuliah Kerja Pamong di badan/dinas/kantor pemerintah daerah.
B.  Mahasiswa/i dapat berpikir berdasarkan ilmu yang di peroleh di Perguruan Tinggi guna menjadi tenaga profesional di bidang Administrasi Negara.
C.  Meningkatkan hubungan antara Perguruan Tinggi dengan Pemerintah Daerah sehingga Perguruan Tinggi dapat lebih berperan dan menyesuaikan kegiatan pendidikan dengan kebutuhan SDM Pemerintah Daerah.
D.  Perguruan Tinggi memperoleh umpan balik dari masukan yang dapat berguna untuk meningkatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
2.      Manfaat KKP
Adanya manfaat dari penulisan Kuliah Kerja Pamong (KKP) adalah sebagai berikut :
1.   Bagi Mahasiswa/i
a.   Memperdalam pengertian dan penghayatan terhadap pemenfaatan ilmu dan teknologi yang dipelajari di Perguruan Tinggi bagi penerapan secara nyata.
b.   Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai kader pemerintah sehingga mendewasakan cara berfikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa/i dalam melakukan perumusan dan pemecahan masalah yang dihadapi.
2.   Bagi Perguruan Tinggi
a.   Memperoleh umpan balik sebagai hasil dari pendidikan dan penerapannya dalam kegiatan praktek lapangan sehingga kurikulum, materi perkuliahan dan pengembangan ilmu pengetahuan sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
b.   Meningkatkan, memperluas dan mempererat kerjasama dengan Pemerintah Daerah melalui kegiatan Kuliah Kerja Pamong.
3.   Bagi Pemerintah Daerah
a.   Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, ilmu, teknologi dan seni dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
b.   Memanfaatkan bantuan tenaga mahasiswa/i untuk melaksanakan kegiatan pembangunan.

C.     Waktu dan Tempat Pelaksanaan
     Pelaksanaan Kuliah Kerja Pamong dilaksanakan selama 6 (enam) minggu terhitung dari tanggal 9 Maret s/d 11 april 2012. Waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Pamong yaitu dari pukul 07.15 – 15.00 WIB untuk hari Senin sampai Kamis, sedangkan hari Jum’at dari pukul 07.15 – 11.00 WIB. Lokasi Kuliah Kerja Pamong dilaksanakan di Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat di Jalan Sultan syahrir No.7 Pontianak.

D.     Metode KKP
Metode yang penulis gunakan adalah :
1.    Observasi kelapangan
     Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut, lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.
     Penulis melakukan observasi pada bidang pmk, ptk dan dikti, dan setelah mengikuti segala jenis kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan maka penulis melihat bagaimana peran seorang pemimpin dibidang pmk, ptk dan dikti,  diuji dengan berbagai macam kendala, seperti kinerja para staf yang belum maksimal, banyak staf yang masih belum mengerti dengan pengoperasian komputer, para staf yang jarang masuk kekantor, hal ini tentu menghambat kerjaan yang telah ditentukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari pns tersebut.
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan “memperhatikan”, istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena tersebut. Observasi seringkali menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu, baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembuktian terhadap informasi/ keterangan yang diperoleh sebelumnya.
A.    Tujuan observasi
Pada dasarnya observasi memiliki tujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktifitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktifitas, dan makna kejadian dilihat dari prespektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus kuat, factual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan.
Menurut pattton mengatakan, bahwa data hasil observasi menjadi penting karena alasan berikut ini :
1.    Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang akan diteliti ada atau terjadi.
2.    Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkap oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara karena berbagai sebab.
B.    Teknik observasi
Ada beberapa teknik observasi :
1.      Observasi partisipan
Jenis teknik observasi patisipan umumnya di gunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki satuan-satuan social yang besar seperti masyarakat suku bangsa sering kali diperlukan observasi partisipan ini. Suatu observasi disebut observasi partisipan jika orang yang mengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam peri kehidupan observe.
Pengamatan partisipatif memungkinkan peneliti dapat berkomunikasi dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang tidak akan dikemukakan dalam tiga jenis berikut ini :
A.     Berpartisipasi secara lengkap.
Peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati sehingga peneliti mengetahui dan menghayati secara utuh dan mendalam sebagaimana yang dialami subjek yang di teliti lainnya.
Seperti halnya yang dillakukan oleh penulis yang melakukan observasi pada bidang pmk, ptk dan dikti, penulis ikut serta dalam rangka kegiatan pada bidang pmk, ptk, dan dikti, ini merupakan salah satu cara agar penulis mengetahui bagaimana, apa saja kendala yang dihadapi oleh para pemimpin terhadap staf, dan penulis mendapatkan data dan informasi yang tepat.
B.     Berpartisipasi secara fungsional
Maksudnya peneliti sebenarnya bukan anggota asli kelompok yang di teliti, melainkan dalam peristiwa tertentu bergabung dan berpartisipasi dengan subjek yang di teliti dalam kapasitas sebagai pengamat.
Penulis disini bukan orang asli, melainkan peneliti yang ingin mendapatkan data, dan kapasitas seorang penulis disini dibatasi contoh, pada bidang pmk, ptk dan dikti, penulis hanya diikutkan dalam hal-hal yang tidak bersifat rahasia, seperti rapat-rapat penting, seperti alokasi anggaran kegiatan, penulis disini hanya mengamati bagaimana cara kinerja pns.
C.     Berpartisipasi sebagai pengamat.
Maksudnya peneliti ikut berpartisipasi dengan kelompok subjek yang di teliti, tetapi hubungan antara peneliti dan subjek yang di teliti bersifat terbuka, tahu sama tahu, akrab, bahkan subjek yang diteliti sebagai sponsor peneliti itu sendiri. Di mana kepentingan peneliti melainkan juga subjek yang di teliti. Penulis mencoba mencari data dengan berbicara antara staf, antar kasi, dan kepala bidang pmk, ptk dan dikti, dan terbuka akan kendala yang dihadapi pada bidang tersebut.
2.    Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung I.Djumhur dan Muh.Surya. penulis melakukan wawancara kepada staf, kasi, dan kabag dibidang pmk ptk, dan dikti, dan hamipr semua mengatakan bagaimana kendala yang dihadapi oleh staf, kasi dan kabid, yaitu, mengenai kurang sadarnya para staf tentang ilmu pengetahuan mengenai pengoperasian komputer, dan manajemen dibidang tersebut masih belum berjalan dengan lancar, dikarenakan beberapa hal, baik itu dari usia seorang pns, belum termotivasi, sehingga peran dari kasi dan kabid dalam memberikan motivasi kepada staf, agar dalam pelaksanaan setiap tupoksi yang diberikan dapat berjalan dengan standar yang telh ditentukan, pemimpin dibidang ini memerlukan manajemen yang baik untuk mengatasi berbagai masalah yang terjadi tersbut, untuk mengurangi tumpang tindih pekerjaan antar staf.
3.    Dokumentasi
Suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara melihat dan menggunakan dokumen-dokumen yang diperlukan baik berupa catatan-catatan,arsip-arsip dan sebagainya untuk mencari data-data yang berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan dalam pemberian sosialisasi kepada masyarakat oleh Pegawai Dinas Pendidikan. Penulis melakukan studi dokumentasi, baik itu yang bersumber dari internet, maupun dari bidang itu sendiri untuk dijadikan dasar penulisan, sehingga penulis meiliki dasar yang kuat dalam penulisan seperti uu no 53 tahun 2010.





C.     Tinjauan Pustaka
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”. (UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004), “Sertifikasi guru merupakan kebijakan yang sangat strategis, karena langkah dan tujuan melakukan sertifikasi guru untuk meningkat kualitas guru, memiliki kompetensi, mengangkat harkat dan wibawa guru sehingga guru lebih di hargai dan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia”. (Sanaky, 2004).
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut UU No. 43/1999 pasal 1 adalah keseluruhan upaya untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi dan kewajiban pegawai yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian.
Tujuan manajemen pegawai negeri sipil yaitu menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan secarar berdayaguna dan berhasil guna dengan dukungan PNS yang profsiona, bertanggung jawab, jujur dan adil melalui pembinaan yang di laksanakan berdasarkan sistem karir yang dititik beratkan pada sistem prestasi kerja
Pegawai Negeri, adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang di tentukan dalam peraturan Perundang-undangan yang berlaku, di angkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas jabatan negeri atau tugas negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan Perundang-undangan dan di gaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Arti dan peran pemimpin dalam suatu organisasi.
robert dubin kepemimpinan adalah aktivitas pemegang kewenangan dan pengambil keputusan. Sedangkan Sondang .P.Siagian kepemimpinan adalah ini manajemen karena pemimpin adalah motor penggerak bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya.
Menurut Ralph M.Stogdill, kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kelompok dalam upaya perumusan dan pencapaian tujuan.
A.    Peran Pemimpin :
Peran antar manusia akan meliputi
1.    Peran selaku tokoh.
2.    Peran selaku pimpinan.
3.    Peran selaku penghubung.

B.    Peran informatif
Masing-masing peran informatif itu dilakukan sebagai berikut :
1.    Peran selaku pemantau.
2.    Peran selaku penyebar.
3.    Peran selaku public relation (hubungan masyarakat)

C.   Peran pembuat keputusan
Peran seorang pemimpin selaku pengambil keputusan meliputi :
1.    Peran selaku wiraswasta.
2.    Peran selaku penanggung resiko.
3.    Peran selaku pembagi sumber daya.
4.    Peran selaku perunding.
Teori Kepemimpinan
Menurut para ahli :
1.    S.P.Siagian dalam sedarmayanti (2009:249)  “filsafat administrasi mengutarakan berbagai teori kepemimpinan yang dibagi menjadi tiga bagian” :
a.    Teori genetis : kepemimpinan, dibawa sejak manusia lahir kedunia.
b.    Teori sosial : seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena diciptakan oleh masyarakat.
c.    Teori ekologis : calon pemimpin, sedikit banyak telah membawa bakat sejak lahir, tetapi bakat saja belum cukup di jadikan modal memimpin, karena itu bakat harus dilengkapi dengan pendidikan dan pengalaman hidup sehingga ia berhasil menjadi pemimpin, di antara tiga teori kepemimpinan ini, teori yang dianggap paling mendekati kebenaran dan mempunyai pengikut yang banyak dalm hal situasi sekarang adalah ekologis.

2.    Hellriegel dan slocum dalam sedarmayanti (2009:249)  “management mengemukakan bahwa teori kepemimpinan itu dapat di bedakan atas tiga golongan besar”:
a.    Teori ciri atau sifat : ciri atau sifat yang dimiliki pemimpin akan membedakannya dari pemimpin lain atau orang yang bukan pemimpin.
b.    Teori tingkah laku : pemimpin dapat dibedakan dari tingkah laku yang di milikinya dalam melaksanakan tugas yang diembannya.
c.    Teori kontingensi (situasional) : teori ini terdapat beberapa parameter yang mempengaruhi keefektifan seorang pemimpin, seperti sifat seorang pemimpin serta situasi sosial dan ekonomi dari lingkungan di mana pemimpin berada. Teori ini dikemukakan oleh paul hersey dan kenneth blanchard yang disebut life cycle teory.
3.    R.Achmad Rustandi, S.H dalam sedarmayanti (2009:250)  “gaya kepemimpinan : pendekatan bakat dan situasional, mengemukakan tiga pendekatan dalam teori kepemimpinan”, yaitu :
a.    Pendekatan bakat : pemimpin muncul karena memang sudah mempunyai bakat kepemimpinan dalam dirinya, sehingga dengan bakat itu ia berhasil menjadi seorang pemimpin.
b.    Pendekatan situasional : bukan bakat yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin, tetapi di yakini bahwa situasi yang menyebabkan munculnya seorang pemimpin.
c.    Pendekatan bakat dan situasional : merupakan teori gabungan antara pendapat bahwa pemimpin itu di lahirkan bersama bakat dengan pemimpin yang lahir karena tuntutan situasional
Membangun wibawa kepemimpinan.
Wibawa kepemimpinan adalah ciri yang melekat pada diri seorang pemimpin sehingga ia di patuhi dan di ikuti oleh bawahannya/pengikutnya. Berikut faktor yang dapat membentuk wibawa kepemimpinan.
1.    Ketagasan sikap.
2.    Penempatan diri.
3.    Memiliki citra.
4.    Kebiasaan berkomunikasi dengan baik.

Teori Tugas dan Hubungan.
Teori yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan kawan-kawan dalam sedarmayanti (2009:252) “menggambarkan hubungan kiat kepemimpinan yang tepat dengan kematangan bawahan, kiat kepemimpinan di sesuaikan dengan mengetahui lebih dulu kemampuan (agility) dan kemauan sumber daya manusia (SDM) / bawahan dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing. Dengan perkataan lain, bahwa kiat kepemimpinan di selaraskan dengan tingkat kematangan di bawah itu sendiri”.
Tugas Kepemimpinan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
1.      Sebagai Konselor.
2.      Sebagai Instruktur.
3.      Memimpin Rapat.
4.      Mengambil Keputusan.
5.      Mendelegasikan Wewenang.
Studi implementasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Dalam praktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi berbagai kepentingan. Untuk melukiskan kerumitan dalam proses implementasi tersebut dapat dilihat pada pernyataan yang dikemukakan oleh seorang ahli studi kebijakan Eugene bardach dalam Leo Agustino (2006:138) ”adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum yang kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam kata-kata dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya, Sedangkan, Van Meter dan Van Horn dalam Leo Agustino (2006 : 139) mendefinisikan implementasi kebijakan, sebagai:
”Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”










D.     Simpulan
Dari pemaparan diatas maka peran pemimpin amat sangatlah penting dalam menjalankan suatu organisasi agar Visi dan Misi dapat tercapai, dan oleh karena itu maka pemimpin harus memilki jiwa Kepemimpinan yang baik dan mengerti dengan ilmu manajemen agar dapat mengatur, mengkoordinasikan, merencanakan, dan mengawasi organisasi tersebut oleh karena itu penulis menyimpulkan beberapa  dampak dari implementasi manajemen yaitu :
(1)    Menjaga dampak dari Implementasi Manajemen kepemimpinan tersebut, apakah lebih banyak mengalami masalah atau tidak.
(2)    Mengidentifikasi Implementasi Manajemen Kepemimpinan di Bidang PMK, PTK, dan Pendidikan Tinggi
(3)    Menjamin dengan adanya Implementasi Manajemen Kepemimpinan dapat membantu dalam hal kegiatan baik dalam pelayanan terhadap masyarakat dan membantu para staf mencapai Tupoksi, Visi, dan Misi dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat.
Bila dari ketiga Simpulan tersebut telah dilaksanakan dengan baik, dan kerja sama antar staf dan pimpinan baik, maka akan tercapai Visi dan Misi dari Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat dalam pelayan prima terhadap masyarakat Khususnya Masyarakat Kalimantan Barat.




E.     Saran
Seiring dengan tingkat pendidikan yang semakin meningkat, diharapkan kepada para pembuat kebijakan berfikirlah sebelum membuat kebijakan agar kebijakan tersebut dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya, dan membuat kebijakan harus berdasarkan kebutuhan masyarakat luas, bukan membuat kebijakan dari oknum-oknum tertentu, tentunya dan pastinya semua kebijakan yang telah dibuat pasti mengalami pro dan kontra, namun dalam sebelum membuat kebijakan diharapkan membuat kebijakan yang benar-benar di butuhkan oleh masyarakat luas dan tidak membatasi hak masyarakat luas.
















Daftar Pustaka
Suradji, 2009, Manajemen Kepegawaian Negara, Edisi Revisi II, Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II, Penerbit Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta

Suhady.I, 2009, Kepemerintahan yang baik,, Penerbit Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta.

Sedarmayanti, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Cetakan ketiga, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Sanaky, 2004, pengertian sertifikasi.

S.P.Siagian dalam sedarmayanti (2009:249)  “filsafat administrasi” Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Cetakan Ketiga, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Hellriegel dan slocum dalam sedarmayanti (2009:249)  “management mengemukakan bahwa teori kepemimpinan itu dapat di bedakan atas tiga golongan besar”. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Cetakan Ketiga, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

R.Achmad Rustandi, S.H dalam sedarmayanti (2009:250)  “gaya kepemimpinan : pendekatan bakat dan situasional, mengemukakan tiga pendekatan dalam teori kepemimpinan”. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, Cetakan Ketiga, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

diakses pada tanggal 01 april tahun 2012, pukul 22.15

diakses pada tanggal 10 april 2012 pukul 23.46

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008 tentang pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional
Undang-undang no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.
Undang-undang no 23 tahun 2003 tentang sistem pendidikan.
(UU RI No 14 Tahun 2005 dalam Depdiknas, 2004), Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar